Assalamualaikum warahamtullahi wabarakatuh ,
ustadz yang dimuliakan oleh Allah SWT,
saya sering membaca tausiyah, buku2 islami atau kolom2
seputar kajian yang membahas ttg peranan islam , ada kata yang menjadi tanda
tanya saya sbb :
1. Apakah perbedaan silaturahim dan silaturahmi serta
manakah penulisan yang benar ?
2. dan apakah yang dimaksud dgn izzah ?
atas jawabannya jazakillah kairon katsiro.
ummu malika
ummu malika
Jawaban
Walaikumussalam Wr Wb
Silaturahim Bukan Silaturahmi
Yang benar adalah Silaturahim bukan silaturahmi
sebagaimana disebutkan didalam nash-nash hadits tentangnya, diantaranya :
عَنْ أَبِى أَيُّوبَ الأَنْصَارِىِّ - رضى الله عنه أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِى بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِى الْجَنَّةَ . فَقَالَ الْقَوْمُ مَالَهُ مَالَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - « أَرَبٌ مَالَهُ » . فَقَالَ النَّبِىُّ - صلى الله عليه وسلم - « تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ ، ذَرْهَا » . قَالَ كَأَنَّهُ كَانَ عَلَى رَاحِلَتِهِ .
Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu 'anhu bahwa
seorang laki-laki berkata; "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku
suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga." Orang-orang pun berkata;
"Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini." Maka Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Biarkanlah urusan orang ini."
Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan sabdanya: "Kamu
beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan
membayar zakat serta menjalin tali silaturrahim." Abu Ayyub berkata;
"Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya." (HR. Bukhari)
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « تَعَلَّمُوا مِنْ أَنْسَابِكُمْ مَا تَصِلُونَ بِهِ أَرْحَامَكُمْ فَإِنَّ صِلَةَ الرَّحِمِ مَحَبَّةٌ فِى الأَهْلِ مَثْرَاةٌ فِى الْمَالِ مَنْسَأَةٌ فِى الأَثَرِ ». قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. وَمَعْنَى قَوْلِهِ « مَنْسَأَةٌ فِى الأَثَرِ ». يَعْنِى زِيَادَةً فِى الْعُمُرِ.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Belajarlah dari nasab
kalian yang dapat membantu untuk silaturrahim karena silaturrahim itu dapat
membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat
memperpanjang umur." Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib melalui
jalur ini
Berkaitan dengan hal ini, para ulama hadits memberikan
judul pada salah satu babnya didalam kitab-kitab haditsnya dengan silaturahim,
seperti : Imam Bukhori didalam Shahihnya memberikan judul “Bab Silaturahim”,
Muslim didalam Shahihnya dengan judul “Bab Silaturhim wa Tahrimi Qothiatiha”,
Abu Daud didalam Sunannya dengan “Bab Silaturahim” dan Tirmidzi didalam
Sunannya dengan “Bab Maa Ja’a Fii Silaturahim”
Sedangkan makna Rahim dengan memfathahkan huruf Ro dan
mengkasrahkan Ha, sebagaimana dikatakan al Hafizh Ibnu Hajar didalam kitabnya
“Fathul Bari” digunakan untuk kaum kerabat dan mereka adalah orang-orang yang
diantara sesama mereka memiliki hubungan nasab, baik mewariskannya atau tidak,
baik memiliki hubungan mahram atau tidak. Namun ada juga yang mengatakan :
mereka adalah para mahram saja. Namun pendapat pertama lah yang tepat karena
pendapat kedua mengharuskan dikeluarkannya (tidak termasuk didalamnya)
anak-anak lelaki dari paman baik dari jalur bapak atau ibu dari kalangan dzawil
arham, padahal bukanlah demikian. (Fathul Bari juz XVII hal 107)
Makna Izzah
Izzah mengandung makna kekuatan, kemenangan,
kebanggaan dan harga diri, sebagaimana disebutkan didalam kitab “al Mu’jam al
Wasith”.
Orang-orang munafik mengira bahwa pemilik makna itu
semua adalah mereka akan tetapi hal demikian dibantah didalam firman-Nya bahwa
pemilik makna itu semua adalah Allah, Rasul-Nya serta orang-orang beriman.
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya : “Padahal izzah itu hanyalah bagi Allah, bagi
Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada
mengetahui.” (QS. Al Munafiqun : 8)
Sementara apa yang kita saksikan hari ini, tampak
izzah dengan makna kekuatan, kemenangan, kebanggaan dan harga diri tidaklah
tampak didalam tubuh umat ini.
Berbagai kemunduran yang terjadi didalam tubuh umat
ini di semua sendi kehidupannya, perlakuan semena-mena umat-umat lain terhadap
umat ini bahkan tidak jarang umat ini mendapatkan penghinaan dan ejekan
musuh-musuhnya bisa menjadi indicator bahwa umat ini telah kehilangan jati
dirinya sebagai umat terbaik. Hal itu dikarenakan umat ini telah meninggalkan
Al Qur’an dan Sunnah dalam kehidupan individu, rumah tangga, bermasyarakat
maupun bernegara.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Telah aku tinggalkan untuk kalian, dua perkara yang kalian tidak akan
sesat selama kalian berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah
Nabi-Nya." (HR. Malik)
Kejayaan dan kebesaran yang pernah dicapai para
pendahulu umat ini bukanlah dikarenakan mereka mendompleng pada ajaran-ajaran
yang berasal dari luar islam dan tidak juga mencampuradukkan antara islam
dengan faham-faham lain di luar islam. Akan tetapi mereka membangunnya dengan
berpegang teguh kepada Al Quran dan Sunnah Nabi-Nya sehingga mereka menjadi
umat yang disegani dan ditakuti umat-umat lainnya.
Imam Muslim dari Umar (bin Khattab) berkata,
"Benar, Nabi kalian shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda:
'Sesungguhnya Allah akan memuliakan suatu kaum dengan kitab ini (Al Qur`an) dan
menghinakan yang lain.'"
Wallahu A’lam
0 comments :
Post a Comment